Apakah kamu member?

PELEPASLIARAN SEBAGAI PELUNCURAN KAMPANYE #FREEDOM

BOS Foundation mengawali tahun 2017 dengan kembali melepasliarkan orangutan ke habitat alaminya di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, menjadikan jumlah orangutan yang sudah kami lepasliarkan sejak 2012 di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, menjadi 270 orangutan. Dalam kesempatan ini kami juga meluncurkan kampanye #FREEDOM, dengan tujuan melepasliarkan sebanyak mungkin orangutan yang siap dilepasliarkan dari pusat-pusat rehabilitasi kami ke hutan-hutan yang terlindungi.

Pelepasliaran orangutan pertama tahun ini diselenggarakan di Kalimantan Tengah bulan Februari lalu, dengan 12 orangutan dari Nyaru Menteng kami lepasliarkan ke Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) di Kabupaten Katingan. Salah satunya, orangutan bernama Wanna, kami repatriasi dari Thailand 10 tahun yang lalu.

Wanna dilepasliarkan oleh CEO BOS Foundation, Jamartin Sihite pada 18 Februari

Delapan betina dan empat jantan diberangkatkan ke TNBBBR dalam dua kesempatan terpisah. Pak Herry, Janu, Ine, Sophia, Eka, dan Buntut berangkat pada 14 Februari dan dilepasliarkan sehari sesudahnya. Sementara Bagio, Meggi, Besty, Aulin, Nyiwuh, dan Wanna diberangkatkan pada 17 Februari dan juga dilepasliarkan keesokan harinya. Ditambah 12 orangutan ini, BOS Foundation secara total telah melepasliarkan 41 orangutan ke TNBBBR.

Pembukaan kandang Pak Herry dilakukan oleh Deputi CEO BOS Foundation, Jacqui Sunderland | Kamu dapat melihat semua proses pelepasliaran orangutan di halaman facebook kami.

Dua minggu kemudian, kami kembali melepasliarkan tujuh orangutan dari Samboja Lestari ke Hutan Kehje Sewen, Kabupaten Kutai Timur. Dua jantan dan lima betina ini yang kesemuanya berusia sekitar 20 tahun, dilepasliarkan di bagian Utara Hutan Kehje Sewen setelah dibawa menggunakan kendaraan berpenggerak empat roda dan helikopter.

Pada 1 Maret, Tim #OrangutanRelease berangkat dari Samboja Lestari membawa Elisa, Wardah, Eris, Emmy, Wulani, Cemong, dan Beni dengan mobil ke sebuah lapangan udara kecil milik PT. Swakarsa Sinar Sentosa di Muara Wahau, Ibukota Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur. Perjalanan darat selama 12 jam ini berakhir keesokan paginya di Muara Wahau, tempat tim segera menyiapkan ketujuh kandang untuk diangkut helikopter.Ketujuh orangutan secara bergantian diangkut menggunakan helikopter dari Muara Wahau ke titik-titik pelepasliaran yang sudah ditentukan di Hutan Kehje Sewen

Tim di Kamp Lesik di Hutan Kehje Sewen bagian utara telah menyiapkan titik penurunan atau drop point bagi kandang orangutan sekitar 4 kilometer dari kamp. Ketujuh orangutan dibawa dari Muara Wahau menggunakan helikopter dalam 2 kali perjalanan, dan dilepasliarkan di titik-titik pelepasliaran yang tersebar dalam jarak sekitar 30-200 meter dari drop point.
 


Tim #OrangutanRelease kami harus menggunakan pengungkit yang diaktifkan dari kejauhan saat membuka kandang Beni dan Cemong. Selain demi keamanan, penggunaan pengungkit ini memberi Beni dan Cemong kesempatan untuk langsung memanjat pohon terdekat dan beradaptasi dengan lingkungan barunya tanpa merasa terganggu kehadiran tim kami.

Tim #OrangutanRelease siap-siap untuk melepasliarkan Cemong menggunakan katrol

Elisabeth Labes dari BOS Swiss membuka kandang Elisa | Kamu dapat melihat semua proses pelepasliaran orangutan di halaman facebook kami.
Pelepasliaran Elisa, Wardah, Eris, Emmy, Wulani, Cemong, dan Beni ke Hutan Kehje Sewen menambah jumlah orangutan di sana menjadi 62 individu. Tujuan kami tahun ini adalah melepasliarkan 100 oragutan, memberikan mereka kebebasan atau #FREEDOM di hutan alam yang terlindungi.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung pelepasliaran ini dan terus mendukung upaya konservasi orangutan!




Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup