Apakah kamu member?

ORANG-ORANG DI BALIK PUSAT REHABILITASI ORANGUTAN KAMI

Salah satu bagian penting dalam proses reintroduksi orangutan ialah penyiapan enrichment untuk setiap individu orangutan di pusat rehabilitasi kami, baik di Kalimantan Timur maupun Kalimantan Tengah. Penyediaan enrichment sendiri berfungsi memberikan stimulasi positif agar orangutan tetap bisa mempertahankan insting alaminya dalam bertahan hidup.

Penyediaan enrichment dilakukan setiap harinya oleh tim kami yang bekerja dengan penuh dedikasi untuk membantu memenuhi kebutuhan orangutan di pusat rehabilitasi. Siapa sajakah orang-orang di belakangnya? Mari mengenal lebih dekat siapa saja tim enrichment kami yang berada di kedua pusat rehabilitasi kami, yang berada di Samboja Lestari maupun di Nyaru Menteng.

Baca juga: ENRICHMENT UNTUK ORANGUTAN

Pertama, mari kita terbang ke Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari dan berkenalan dengan empat orang anggota tim enrichment kami yaitu Hamdani, Siti Sundari, Agustinus, dan Muhammad Frandi Junianto. Mereka sebelumnya berasal dari divisi yang berbeda, kemudian pada akhirnya dipindahkan ke dalam satu tim yang sama, yaitu tim enrichment. Seperti Sundari yang sebelumnya bergabung dalam divisi ibu asuh. “Setelah itu, saya diminta untuk membantu tim medis dan sekarang dipindah ke divisi enrichment”, jelas wanita berusia 37 tahun ini. Sundari mengaku mulai mencintai pekerjaannya dan menemukan pengalaman berharga selama bekerja langsung untuk orangutan.

Tidak berbeda jauh dengan Sundari, Hamdani sebelumnya juga ditempatkan sebagai teknisi sekolah hutan dan asisten tim medis, sebelum akhirnya menjadi koordinator tim enrichment. “Hal yang tidak terlupakan adalah melihat orangutan yang kami rawat, kemudian siap dilepasliarkan, dan melihat proses pelepasliarannya. Rasanya seperti memiliki kepuasan tersendiri,” ujar pria asal Samboja ini. Begitu juga dengan Agustinus yang mendapatkan pengalaman baru selama bergabung dalam divisi enrichment. “Saya pernah jatuh dari pohon di ketinggian kurang lebih dua meter, digigit orangutan, sampai dihadiahi kotoran orangutan di pakaian kerja saya,” tutur Agustinus. 

Baca juga: ORANGUTAN WARRIOR #1 - HANNI

Anggota termuda tim enrichment, Frandi – mengaku bahwa dirinya bergabung dengan Yayasan BOS adalah karena rasa penasaran dan ketertarikannya dengan orangutan. “Saya sangat menyukai pekerjaan di luar ruangan dan tentunya penasaran tentang orangutan, seperti cara hidupnya dan apa saja yang dilakukan orangutan,” tandasnya. Bekerja bersinggungan dengan satwa liar tentu bukanlah hal mudah. Meskipun begitu, hal tersebut tidak menyurutkan semangat rekan-rekan kami untuk mendedikasikan dirinya bekerja dengan orangutan. Frandi juga sempat menambahkan bahwa ke depannya ia dapat memberikan lebih banyak kontribusi yang bermanfaat selama bergabung dalam divisi enrichment


"Melihat orangutan yang kami rawat sejak awal masuk, kemudian siap dilepasliarkan, dan melihat proses pelepasliarannya. Rasanya seperti memiliki kepuasan tersendiri”

“Menariknya, karena di sini yang dirawat adalah orangutan, mereka ternyata memiliki karakter berbeda-beda setiap individunya”

“Ada banyak pengalaman dan ilmu baru yang saya dapat selama bergabung dalam divisi enrichment”

“Saya sangat menyukai pekerjaan di luar ruangan dan tentunya penasaran tentang orangutan, seperti cara hidupnya dan apa saja yang dilakukan orangutan”

“Sebagai orang lokal, saya juga ingin ikut berpartisipasi di bidang konservasi orangutan”

“Mari bersama-sama memberikan tempat yang layak untuk orangutan yaitu kembali ke rumah mereka di hutan”

“Sebagai tim Enrichment yang sangat amat jarang ke mana-mana, itu merupakan pengalaman yang tidak terlupakan saat dipercayakan untuk mengantar beruang madu ke sana”

“Karena kecintaan saya akan orangutan, maka saya bekerja di Yayasan BOS”

“Karena memang ingin bekerja di BOSF dan saya mendapatkan informasi lowongan sebagai teknisi, jadi saya bekerja di sini dan betah sampai sekarang”

“Mari lestarikan hutan untuk masa depan kita dan orangutan”

Setelah mengenal lebih dekat anggota tim enrichment kami di Samboja Lestari, selanjutnya mari bertolak menuju Kalimantan Tengah dan berkenalan dengan tim enrichment kami di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng. Mereka adalah Jhon Leo, Ade Candra, Rahman, Mulyadi, Petrus Juliadi, dan Nano. Leo telah lama bergabung dengan Yayasan BOS sejak 1999. Setelah sebelas tahun bergabung, ia diangkat menjadi koordinator tim enrichment. “Dulu saya pikir, orangutan berkelahi sama seperti manusia akan saling pukul, saya tidak tau kalau orangutan cara berkelahinya menggigit,” ujar Leo. Baik dirinya maupun Mulyadi sama-sama sempat merasakan pengalaman kurang menyenangkan saat pertama kali bersinggungan dengan orangutan. “Hal yang tidak bisa terlupakan bagi saya adalah sama seperti yang lainnya yaitu digigit dan dikejar orangutan,” jelas Mulyadi. Namun, keduanya kini cukup andal jika berurusan dengan orangutan, berbekal pengalaman selama 25 tahun mereka bekerja dengan orangutan.

Baca juga: ORANGUTAN WARRIOR #2 – IMAM GHOZALI

Tujuh tahun kemudian di 2007, Candra dan Rahman bergabung bersama Leo dan Mulyadi dalam divisi enrichment. Candra bercerita bahwa awal dirinya bergabung dengan Yayasan BOS adalah untuk menafkahi keluarganya. Namun, lambat laun pekerjaan ini membuatnya jatuh cinta dengan orangutan dan semakin bersemangat mendedikasikan dirinya. Lain lagi dengan Rahman. Menurutnya, salah satu pengalaman tidak terlupakan adalah ketika mengantarkan enrichment tambahan ke pulau prapelepasliaran. Di sana, kita akan menyaksikan banyak peristiwa yang tak terlupakan dan belajar bagaimana menghadapi orangutan jantan yang dominan dan besar. 

Di tahun 2011, Petrus bergabung dengan Yayasan BOS sebagai teknisi. Setahun setelahnya, ia sempat mengalami kecelakaan kerja karena hendak memperbaiki atap kompleks orangutan. Hal ini mengakibatkan dirinya harus menjalani masa pemulihan selama beberapa tahun. Sekembalinya Petrus dari cedera, ia kemudian dipindahkan ke tim enrichment dan membantu tim untuk menyiapkan enrichment food untuk orangutan-orangutan yang berada di dalam kompleks. Di tahun yang sama, Anggota termuda tim enrichment, yaitu Nano juga bergabung. Berbeda dengan Leo maupun Rahman, Nano justru memiliki kesan mendalam dengan salah satu individu orangutan bernama Cetah. “Selama saya menjaganya, Cetah sangat kooperatif, tidak nakal, dan tidak mengganggu saya,” terangnya. Nano juga menceritakan Cetah mungkin masih mengingatnya karena ketika ia berada di Pulau Kaja, orangutan betina ini sempat mendekat dan tidak menunjukkan tanda-tanda agresif.

Baca juga: ORANGUTAN WARRIOR #5 – HANDY MAS SURIP

Peran para tim enrichment kami tentunya memiliki dampak yang sangat penting dalam proses rehabilitasi orangutan kami. Tanpa peran mereka, proses reintroduksi orangutan tidak dapat berjalan lancar dan ideal. Seperti kata John C Maxwell “Teamwork make a dream work”, kerja sama tim yang baik melahirkan hasil yang cemerlang! 




DONASI

Menurutmu orang lain perlu tahu? Bagikan!

image image image

CATATAN!



OK

YA, AMPUN!



Tutup